Obama sedang berpidato |
Obama mungkin sangat jarang dilihat secara langsung. Maksudnya, dia orangya super sibuk dengan orang-orang penting bukan cuman hanya di Amerika, tapi di seluruh dunia. Jadi udah taulah, pasti banyak kegiatan seperti rapat-rapat, ngomong-ngomong di tengah kerumunan orang “kaya orang Malaisie aja nih, saya.” Jadi, liat Obama palingan cuman di TV sama Internet. Maksud saya gini loh… emang susah dilihat karena jarang muncul di tempat masyarakat umum kecuali kampanye atau semacamnya. Ditambah lagi dengan ketatnya protocol dan pengawalan. Beda dibanding dengan pemimpin lain karena seperti di Eropa, ada beberapa kepala negara: Perdana Menteri atau Presiden yang pulang pergi ke kantor jalan sendiri baik itu pake sepeda, kereta api atau bis. Nah ini yang sebenarnya aku suka kalo para pemimpin di negara saya ngikutin gaya begini dan bukan gaya Obama yang super ketat itu.
Nah ceritanya nih, kebetulan Obama masuk lingkungan kampus tadi pagi, tanggal 22 Januari, taun ini. Dia ke University of Kansas, tempat dimana Beta belajar sekarang. Kampus ini berada di kota Lawrence, Negara Bagian Kansas. Kalo dilihat di google map, letaknya itu paling tengah daratan America Serikat. Itu kaya terletak di jantungnya Amrik. Awalnya saya nga tau kunjungannya itu
dalam rangka apa, tapi yang saya tebak itu berhubungan dengan kebijakan politiknya. Soalnya sehari sebelumnya itu Dia berpidato di depan kongres America Serikat membahas banyak hal yang berhubungan dengan kebijakan dalam dan luar negerinya. Sehari setelah itu baru dia berkunjung. Disini juga pidatonya sama, cuman sudah sangat singkat, padat dan jelas, motonya Liputan6. Setelah sudah ikutan, baru saya pastikan tujuan kunjungannya itu apa.
dalam rangka apa, tapi yang saya tebak itu berhubungan dengan kebijakan politiknya. Soalnya sehari sebelumnya itu Dia berpidato di depan kongres America Serikat membahas banyak hal yang berhubungan dengan kebijakan dalam dan luar negerinya. Sehari setelah itu baru dia berkunjung. Disini juga pidatonya sama, cuman sudah sangat singkat, padat dan jelas, motonya Liputan6. Setelah sudah ikutan, baru saya pastikan tujuan kunjungannya itu apa.
Waktu saya baca di media online kampus bahwa Obama akan datang, saya senang. Kalo nga ada
di depan mata saya nga nyari, tapi kalo ada, kenapa nga coba aja, iya nga? ;) Jadi sayapun pengen banget nyari tau gimana bisa ikutan. Kalo Obama datang untuk ketemu konstituenya, berarti International students nga ada urusan, tapi ternyata siapa aja bisa ikutan. Bebas tapi pake tiket. Awalnya saya kira orang asli sini tidak begitu tertarik mau ikutan, padahal, whoa,,,,,semua mahasiswa pengen liat Obama. Saya sih karena dugaanya seperti itu jadi saya nyantai aja dan mikirnya, pada saat itu “nanti jam 8 pagi aja baru berangkat soalnya pembagian tiket dimulai jam 9.” Jadi saya bangun dan masih asik-asikan berfantasi bisa satu meja sama Obama kaya makan dan minum bareng trus kaki saya naik di atas meja sambil ngobrol atau apalah nanti kalo udah kesana. Tapi setelah saya menuggu bis di halte, saya nonton TV Fox lagi siaran langsung mengenai kunjungan Obama. Fox TV nya meliput mahasiswa yang lagi ngantri untuk ngambil tiket. Dugaan saya sebelumnya itu semua salah. TVnya mewawancarai mahasiswa yang sudah datang di atrian sejak jam 3 subuh. Panjang antrian pada saat itu sudah sekitar satu kilometer kurag atau lebih sedikit. Saya panik ringan ketika saya melihat itu. “What the heck, saya sudah nga bisa dapat tiket nih!” Orang sudah sebanyak itu karena tiketnya terbatas. Setelah sampai, saya udah mau give up untuk antri karena linenya panjang banget. Tapi setelah saya amati, antriannya itu nga lama. Orang jalan maju itu relatif cepat. Barisan nga stuck, tapi orang ngambil langkah detik demi detik. Dengan melihat itu, saya masuk aja ke dalam barisan yang paling terakhir. Ternyata aku percaya bahwa, cara antrian yang biasa membosankan itu bisa diatasi dengan pelayanan yang effektif misalnya loket atau meja pemberian tiket diperbanyak. Jadi tinggal nunjukin kartu mahasiswa, trus tulis nama di tiket and go. Hal yang mudah kenapa harus dipersulit. Ini sangat simple dan tidak time consuming sehingga mahasiswa sebanyak itu bisa dikasih tiket dalam waktu yang relatif cepat. Pelayanan bagus lain yang patut saya acungi jempol yaitu salah seorang petugas atau panitia berjalan menyusuri barisan untuk bilang ke kita bahwa masih ada stock tiket yang cukup untuk anda-anda yang ada di barisan ini, jadi jangan khawatir walaupun barisannya itu sangat panjang. Orang ini bikin saya semangat karena walaupun aku antri jauh dari loket pembagian tiket tanpa mengetahui tiket yang tersisa berjumlah berapa, saya sudah yakin bahwa saya akan mendapatkan bagian saya karena sudah diyakinkan oleh sang petugas atau panitia itu. Hal itu membuat saya walaupun dingin tapi saya tetap semangat untuk tetap berada di dalam barisan. Akhirnya, saya mendapatkan satu tiket dan ikutan acara itu. Tapi saya nga jadi makan dan minum bareng, apalagi kaki saya naik di atas meja dan sambil ngobrol =D.
Nga tau, tapi saya pengen liat Obama secara langsung karena dulu sangat heran waktu Dia terpilih dan jadi populer. Pertama, karena dia itu keturuna minoritas alias African American yang mana dalam sejarah Amerika, banyak perang antar ras. Orang kulit putih dulu memakai orang kulit hitam dan pribumi sebagai budak. Jadi orang minoritas itu sangat didiskriminasi hak-haknya. Apalagi, kalo mau jadi presiden, nga bakalan dikasih kesempatan apalagi dipilih sama orang kulit putih. Tapi semua itu sudah tinggal sejarah. Amerika sudah termasuk negara yang paling demokratik di seluruh dunia. Saya nga bilang Amerika itu sempurna dalam hal demokrasi. Tapi setidaknya, system pemerintahanya diselengarakan berdasarkan nilai-nilai demokrasi yang high quality. Undang-undang dibuat sedemikian rupa sehingga semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata publik baik itu dalam aspek sosial dan ekonomi. Walaupun demikian, sudah pasti bahwa dalam implementasinya banyak yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak sempurna karena kenyataannya masih banya diskriminasi, konflik antar ras yang terjadi beberapa tempat. Yang paling terbaru itu di Ferguson, Saint Louis, negara bagian Missouri dimana seorang polisi yang kebetulan kulit putih menembak mati seorang demonstran yang kulit hitam. Kejadian ini menimbulkan perdebatan dari masyarakat bawah hingga ke presiden. Namun itu hanyalah sebuah masalah kecil yang tidak berarti. Orang cuman berdebat, tapi Negara tidak bergoyang karena sistem hukum di atas segalanya. Apa pun itu harus diselesaikan melalui jalur hukum. Walapun masih ada yang meragukan keputusan-keputusan pengadilan yang berkaitan dengan konflik antar ras.
di depan mata saya nga nyari, tapi kalo ada, kenapa nga coba aja, iya nga? ;) Jadi sayapun pengen banget nyari tau gimana bisa ikutan. Kalo Obama datang untuk ketemu konstituenya, berarti International students nga ada urusan, tapi ternyata siapa aja bisa ikutan. Bebas tapi pake tiket. Awalnya saya kira orang asli sini tidak begitu tertarik mau ikutan, padahal, whoa,,,,,semua mahasiswa pengen liat Obama. Saya sih karena dugaanya seperti itu jadi saya nyantai aja dan mikirnya, pada saat itu “nanti jam 8 pagi aja baru berangkat soalnya pembagian tiket dimulai jam 9.” Jadi saya bangun dan masih asik-asikan berfantasi bisa satu meja sama Obama kaya makan dan minum bareng trus kaki saya naik di atas meja sambil ngobrol atau apalah nanti kalo udah kesana. Tapi setelah saya menuggu bis di halte, saya nonton TV Fox lagi siaran langsung mengenai kunjungan Obama. Fox TV nya meliput mahasiswa yang lagi ngantri untuk ngambil tiket. Dugaan saya sebelumnya itu semua salah. TVnya mewawancarai mahasiswa yang sudah datang di atrian sejak jam 3 subuh. Panjang antrian pada saat itu sudah sekitar satu kilometer kurag atau lebih sedikit. Saya panik ringan ketika saya melihat itu. “What the heck, saya sudah nga bisa dapat tiket nih!” Orang sudah sebanyak itu karena tiketnya terbatas. Setelah sampai, saya udah mau give up untuk antri karena linenya panjang banget. Tapi setelah saya amati, antriannya itu nga lama. Orang jalan maju itu relatif cepat. Barisan nga stuck, tapi orang ngambil langkah detik demi detik. Dengan melihat itu, saya masuk aja ke dalam barisan yang paling terakhir. Ternyata aku percaya bahwa, cara antrian yang biasa membosankan itu bisa diatasi dengan pelayanan yang effektif misalnya loket atau meja pemberian tiket diperbanyak. Jadi tinggal nunjukin kartu mahasiswa, trus tulis nama di tiket and go. Hal yang mudah kenapa harus dipersulit. Ini sangat simple dan tidak time consuming sehingga mahasiswa sebanyak itu bisa dikasih tiket dalam waktu yang relatif cepat. Pelayanan bagus lain yang patut saya acungi jempol yaitu salah seorang petugas atau panitia berjalan menyusuri barisan untuk bilang ke kita bahwa masih ada stock tiket yang cukup untuk anda-anda yang ada di barisan ini, jadi jangan khawatir walaupun barisannya itu sangat panjang. Orang ini bikin saya semangat karena walaupun aku antri jauh dari loket pembagian tiket tanpa mengetahui tiket yang tersisa berjumlah berapa, saya sudah yakin bahwa saya akan mendapatkan bagian saya karena sudah diyakinkan oleh sang petugas atau panitia itu. Hal itu membuat saya walaupun dingin tapi saya tetap semangat untuk tetap berada di dalam barisan. Akhirnya, saya mendapatkan satu tiket dan ikutan acara itu. Tapi saya nga jadi makan dan minum bareng, apalagi kaki saya naik di atas meja dan sambil ngobrol =D.
Nga tau, tapi saya pengen liat Obama secara langsung karena dulu sangat heran waktu Dia terpilih dan jadi populer. Pertama, karena dia itu keturuna minoritas alias African American yang mana dalam sejarah Amerika, banyak perang antar ras. Orang kulit putih dulu memakai orang kulit hitam dan pribumi sebagai budak. Jadi orang minoritas itu sangat didiskriminasi hak-haknya. Apalagi, kalo mau jadi presiden, nga bakalan dikasih kesempatan apalagi dipilih sama orang kulit putih. Tapi semua itu sudah tinggal sejarah. Amerika sudah termasuk negara yang paling demokratik di seluruh dunia. Saya nga bilang Amerika itu sempurna dalam hal demokrasi. Tapi setidaknya, system pemerintahanya diselengarakan berdasarkan nilai-nilai demokrasi yang high quality. Undang-undang dibuat sedemikian rupa sehingga semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata publik baik itu dalam aspek sosial dan ekonomi. Walaupun demikian, sudah pasti bahwa dalam implementasinya banyak yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak sempurna karena kenyataannya masih banya diskriminasi, konflik antar ras yang terjadi beberapa tempat. Yang paling terbaru itu di Ferguson, Saint Louis, negara bagian Missouri dimana seorang polisi yang kebetulan kulit putih menembak mati seorang demonstran yang kulit hitam. Kejadian ini menimbulkan perdebatan dari masyarakat bawah hingga ke presiden. Namun itu hanyalah sebuah masalah kecil yang tidak berarti. Orang cuman berdebat, tapi Negara tidak bergoyang karena sistem hukum di atas segalanya. Apa pun itu harus diselesaikan melalui jalur hukum. Walapun masih ada yang meragukan keputusan-keputusan pengadilan yang berkaitan dengan konflik antar ras.
Ngantri untuk dapat tiket |
Security check, sebelum masuk. |
Ada banyak hal lucu lainnya dan statement yang sangat inspirative, tapi saya tidak tulis semuannya disini. Sebagai gantinya, semuanya bisa didengar di dalam video yang sudah saya sertakan melalui fasilitas youtube. Bahasa inggrisnya simple dan dapat dicerna oleh siapapun. Tentunya, kualitas videonya dan angle pengambilan videonya kurang bagus dibandingkan dengan yang diambil para professional kaya yang banyak sudah di unduh di youtube sabelum punya saya ini. Tapi, ingat, ini saya susah paya ambil dan cerita hanya untuk buat Lo…, jadi saya harap cerita saya bisa mennginspirasi anda.
**Hope this gives you and inspiration.